Opini

Teknologi tidak Pernah Nunggu: Antara Takut, Kagum, dan Riding the Wave Members Public

Pernah nggak sih kamu ngerasa ketinggalan zaman… padahal kamu kerja di dunia teknologi? Itu saya. Kadang saya merasa takjub, kadang kewalahan, kadang—jujur aja—takut. AI berkembang gila-gilaan. Dari yang awalnya cuma chatbot lucu, sekarang udah bisa bantu pentesting, generate kode, nyusun strategi serangan, sampai bikin laporan yang kadang lebih

Feri Harjulianto
Opini

Saat Saya Berhenti Mengejar ‘Expert’, dan Mulai Belajar Jadi Berguna Members Public

Dulu, saya punya mimpi jadi expert. Saya pikir, itu tujuan paling mulia di dunia teknologi. Orang yang paling jago di ruangan. Yang tahu tools dari A sampai Z. Yang kalau bicara, semua diam dan manggut-manggut. Yang punya reputasi dan bisa menyebut diri “senior engineer”, “principal”, atau bahkan “pakar”. Jadi saya

Feri Harjulianto
Opini

Blog Pribadi vs. Media Sosial: Tempat Mana yang Lebih Jujur? Members Public

Pernah gak kamu nulis status, lalu hapus lagi sebelum di-post? Bukan karena salah ketik—tapi karena ragu: “Apa ini terlalu jujur untuk dilihat orang lain?” Aku sering. Kadang aku pengen cerita soal hari yang melelahkan, tentang cemas yang datang tiba-tiba, atau tentang kebanggaan kecil yang gak ada hubungannya sama kerjaan.

Feri Harjulianto
Opini

Dari Guru Kimia Jadi Pendekar Maya Members Public

Saya pernah berdiri di depan kelas, menjelaskan reaksi redoks dan rumus mol ke siswa-siswa yang lebih tertarik pada facebook daripada tabel periodik. Waktu itu, saya pikir: “Hidup saya akan selalu berada di antara papan tulis dan laboratorium.” Tapi hidup punya jalannya sendiri. Dan hari ini, alih-alih mengawasi praktikum, saya duduk

Feri Harjulianto
Opini

Dulu Ngeblog, Sekarang Ngeblog Lagi Members Public

Halo, perkenalkan saya Feri. Kalau kamu nemu tulisan ini, kemungkinan besar kamu nyasar... atau memang sengaja mampir. Apapun itu, selamat datang. Saat saya memutuskan untuk membuat blog ini, satu pertanyaan muncul: untuk apa? Di tengah begitu banyaknya platform media sosial dan video berdurasi 30 detik yang bisa memberi dopamine instan,

Feri Harjulianto
Opini