FM Corner: Karena Jadi Manajer Virtual Ternyata Bikin Kita Jadi Lebih Manusiawi
Setiap malam, setelah urusan dunia nyata selesai, aku masuk ke dunia lain:
ruang taktik, scouting report, negosiasi kontrak, dan drama ruang ganti.
Bukan karena aku kerja di klub bola. Tapi karena aku buka satu aplikasi: Football Manager.
Ini Bukan Sekadar Game
Buat yang belum pernah main, FM kelihatan kayak spreadsheet yang bisa jalan.
Penuh angka, grafik performa, dan nama-nama pemain dari liga yang bahkan gak masuk highlight TV.
Tapi buat kami yang jatuh cinta,
FM adalah cerita. Tentang pilihan, tekanan, dan harapan.
Di FM, Kamu Bisa Menemukan Banyak Hal... Termasuk Diri Sendiri
Ketika kamu sabar bangun tim dari divisi bawah tanpa cheat, kamu belajar tentang komitmen.
Ketika kamu gagal total karena taktik gak cocok, kamu belajar soal evaluasi dan ketegaan pada ego.
Ketika pemain andalan minta pindah, kamu belajar soal keikhlasan dan diplomasi.
Ketika kamu marah karena kalah di menit 93 padahal xG kamu 3.21 dan lawan cuma 0.19, kamu belajar satu hal penting:
Bola itu bundar, dan hidup juga.
FM Corner: Tentang Dunia Virtual yang Kadang Lebih Real dari Dunia Nyata
Kategori ini akan jadi ruang cerita, analisis, dan refleksi tentang jadi manajer virtual.
Tapi bukan cuma soal taktik.
Bukan cuma tentang siapa yang jadi wonderkid atau formasi paling OP.
Tapi juga tentang kenapa FM bikin kamu mikir kayak HR, bagaimana sebuah transfer bisa bikin kamu bangga kayak ayah sendiri dan kenapa kalah di final Champions League tetap kerasa sakitnya seminggu penuh
Karena FM bukan soal menang, tapi soal proses membentuk tim, dan tim itu sering kali mencerminkan kamu sendiri.
Penutup
Kalau kamu juga manajer virtual, atau penasaran jadi satu, FM Corner ini tempatmu.
Buat ngerayain kemenangan kecil.
Buat ketawa bareng waktu kena match-fixing engine.
Buat mikir:
“Ternyata, ngatur pemain 2D di layar itu... bikin aku jadi lebih ngerti manusia.”
Sampai jumpa di ruang taktik.
– Feri Harjulianto