Dari Guru Kimia Jadi Pendekar Maya
Saya pernah berdiri di depan kelas, menjelaskan reaksi redoks dan rumus mol ke siswa-siswa yang lebih tertarik pada facebook daripada tabel periodik.
Waktu itu, saya pikir:
“Hidup saya akan selalu berada di antara papan tulis dan laboratorium.”
Tapi hidup punya jalannya sendiri.
Dan hari ini, alih-alih mengawasi praktikum, saya duduk di depan layar—membuka Wireshark, membaca log, dan mencari celah di balik sistem yang terlihat “aman”.
Dari guru kimia... jadi pendekar maya.
Ilmu Tidak Pernah Benar-Benar Hilang
Banyak orang kira saya pindah haluan total. Tapi ternyata, banyak hal yang saya bawa dari dunia kimia ke dunia cybersecurity:
- Analisis struktur?
Mirip saat saya membedah flow login yang kompleks. - Logika reaksi berantai?
Sama dengan chaining vulnerability untuk akses root. - Prinsip semua reaksi ada syarat dan katalisnya?
Sama dengan exploit yang butuh kondisi tertentu untuk berhasil.
Ternyata, ilmu tidak hilang, ia hanya berubah bentuk.
Dari Mendidik, Jadi Melindungi
Sebagai guru, saya ingin siswa saya paham. Sekarang, sebagai security person, saya ingin orang-orang paham risiko digitalnya.
Dulu saya ngajarin mereka cara menjaga keselamatan di lab. Sekarang saya ngajarin klien cara menjaga keamanan server.
Dulu saya bilang:
“Jangan campur asam ke basa sembarangan.”
Sekarang saya bilang:
“Jangan klik link sembarangan dari email yang nggak jelas.”
Dari Papan Tulis ke Terminal
Saya kangen kapur tulis. Tapi sekarang saya punya terminal.
Saya kangen diskusi di ruang guru. Tapi sekarang saya punya Discord dan log audit.
Dan saya sadar yang bikin saya bertahan bukan cuma bidangnya, tapi rasa ingin tahunya. Dan ternyata, dunia maya justru memperbesar rasa itu.
Perjalanan yang Tidak Instan
Saya gak langsung jago. Dari nol. Beneran nol.
Install Kali Linux gagal berkali - kali. Baca OWASP masih bingung. Pakai Burp Suite cuma ngerti intercept, itu pun salah inject.
Tapi rasa belajar itu… rasa “penasaran campur greget” itu… masih sama seperti waktu saya belajar reaksi kimia pertama kali.
Dan itu yang bikin saya tetap lanjut.
Penutup
Saya tidak pernah menyangka akan meninggalkan dunia kimia. Tapi saya juga tidak pernah menyangka, bahwa rasa ingin tahu yang sama bisa menuntun saya ke dunia lain yang juga penuh reaksi—reaksi digital.
Dulu saya mengajarkan keamanan di lab. Sekarang saya menjaga keamanan di dunia maya. Dan keduanya, sama-sama tentang mencegah hal kecil jadi bencana besar.
Jadi kalau kamu sekarang berada di bidang yang rasanya tidak nyambung sama cybersecurity… Percaya aja
Ilmu bisa dipelajari. Tapi rasa ingin tahu itu yang gak bisa diajarkan.
Sampai jumpa di cerita berikutnya.
– Feri Harjulianto